Wednesday, September 30, 2009

Romantisnya ....


Hari ini aku merasa sangat bahagia dan penuh syukur. Hari kemarin adalah hari terakhir pengumpulan naskah inspirasi dan aku menulis kisah tentangku dan mas Tutuk. Pagi ini, Kak Tina langsung mendatangi mejaku dan berkata bahwa tulisanku romantis banget. Mas Arie Saptaji juga ngasih koment di facebook. Yupi jadi penasaran n akhirnya terharu juga. Sore kemarin, suamiku bertanya, "Sayangku nulis apa sih? Kok katane romantis banget?" Maka aku menjelaskan sekaligus minta izin kalau seandainya tulisan itu benar2 dipublikasikan.

Aku merasa sangat terberkati karena memiliki suami yang begitu menyayangiku. Dulu aku selalu memohon dan percaya Tuhan akan memberikan orang yang benar2 mengasihi dan menyayangiku, karena aku sering patah hati dan terluka. Aku berprinsip tidak akan membalas kelakuan para mantanku dengan hal serupa, tetapi aku akan menebarkan benih kasih di mana pun karena aku percaya bahwa suatu saat aku akan menuainya. Aku juga percaya kalau aku mengasihi dengan sungguh, maka suatu hari nanti akan ada seseorang yang mengasihiku dengan sungguh.

Kini, aku telah menemukan orang itu, suamiku sendiri. Dialah jawaban dari Tuhan. Aku selalu dibuatnya tersentuh, terharu, dan kadang sampai tak bisa mengungkapkannya. Dia selalu menganggap bahwa hal itu memang sudah semestinya ia lakukan. Ia tidak berpikir bahwa tindakannya itu adalah tindakan yang begitu romantis dan menyentuh hati wanitaku dengan begitu sempurna. Romantis tidak selalu memberikan bunga, hadiah mahal, ucapan sayang, ataupun ciuman. Romantis adalah bisa memahami pasangan dan memberikan apa yang ia butuhkan tanpa diminta. Bukankah sangat menyentuh jika tiba-tiba pasangan kita melayani kita dengan sepenuh hati tanpa ada maksud apa pun dan tanpa diminta?

Tuesday, July 14, 2009

Let's Surf!

Saat aku kelas 1 SMA (hmm ... kira-kira tahun 1998-an deh kalau ga salah), aku punya temen yang minta ampun demennya sama komputer. Ga terhitung tuh udah berapa puluh CPU yang ia rusakin tuk eksperimen program macem-macem. Nah, suatu sore sembari menunggu guru ekskul yang ternyata ga datang-datang, ia iseng mengajakku ke warnet. Aku cuma melongo. Warnet tuh apaan yah? Sejenis kornet atau hairnet ... maklum ... aku masih culun n ga begitu mudeng dengan begituan.

Berhubung penasaran, aku ngikut aja. Yah, itung-itung buat pengalaman. Ternyata setelah sampe ke warnet, aku lagi ngeh kalau itu singkatan warung internet. Tapi, tunggu dulu! Apa itu internet?

Dengan tanda tanya gedhe, aku masuk bersama temanku ke salah satu bilik. "Apaan sih internet?" tanyaku. "Di sini kita bisa tahu berbagai berita, info, n macem-macem deh pokoknya dari seluruh dunia. Hmmm ... kita juga bisa buat e-mail lho. E-mail itu kotak surat elektronik punya kita sendiri. Kamu dah punya?" Begitulah temanku berceramah panjang dan lebar yang hanya membuatku semakin melongo dan bingung.

"Aku belum punya. Gimana caranya?" tanyaku dengan lugu. "Gini." Setelah ia meng-klik salah satu operator e-mail, aku pun diminta untuk mengisi datanya. Wih, ga terbayang deh rasanya. Aku ngisi data itu sambil deg-degan. Gimana kalo nanti dataku dicuri trus disalahgunakan? Trus gimana kalo tiba-tiba ada tagihan menggunung dari luar negeri? Apa e-mail ini berbayar alias seperti langganan? Akhirnya semua itu terjawab oleh temanku. Aku lega karena ada layanan e-mail yang gratis.

Hehehe ... aku pun mulai mengutak-atik setting e-mail itu. Tapi, aku bingung ... siapa yang yang kukirimi surat? Lalu, temanku mengajariku cara membuka website. Alhasil, aku bisa membuka website boyband pujaanku saat itu. Aku ikutan berbagai kuis di dalamnya. Dan tau ga, aku ngerasa sangat dekat dengan mereka! Wow ... memang menakjubkan internet ya.

Mulai saat itu aku keranjingan main ke warnet. Yah, walaupun ga tiap hari, minimal tiap hari minggu aku ke warnet, setelah menyisihkan uang untuk membayar sewa per jamnya. Aku juga belajar sendiri tentang cara chatting dan sebagainya. Sampai pernah suatu hari aku chatting dengan orang Singapura. Mungkin karena kecewa denganku yang sebelumnya dikira cowok, ia pun lama-lama menyebalkan dan aku jadi marah-marah di warnet. Hihihihi ... tapi aku masih kalah bawel. Masalahnya, agak sulit juga ya bawel sambil mikirin apa ya bahasa Inggrisnya?

Yah, sampai kini pun aku selalu tertarik dengan internet, walaupun aku tiap hari menghadapinya. Karena, selalu saja ada hal baru di dalamnya. Aku bisa tahu berbagai hal yang terjadi di segala penjuru dunia melaluinya. Aku ga perlu buka kamus tebel, tinggal klik udah dapet deh kata yang kucari. Setelah itu aku belajar bikin blog (pokoknya yang gratisan ... hihihi). Apalagi sekarang aku juga ikutan Facebook. Wah, pokonya selain menambah wawasan, internet juga menambah luas pergaulanku.

Ga terasa udah 10 tahun aku kenal internet, tapi entah kenapa sampai sekarang aku ga begitu suka chatting. Trauma kali ya ... hehehehe ....

Wednesday, February 18, 2009

Masalah? No Way!

Semakin kita mendalami sesuatu, ternyata tantangan semakin banyak. Tantangan itu, jika kita tidak kuat menghadapinya, bisa menjatuhkan kita. Tapi jika kita bisa menghadapinya, kita pasti akan semakin kuat dan dewasa. Kita bisa memandang segala sesuatunya dengan kacamata lain.

Ada banyak hal yang aku alami saat ini. Semuanya baru untukku. Banyak tantangan dalam kerjaanku. Banyak tantangan dalam rumah tanggaku. Saat aku hampir jatuh dalam kerjaan, ada
temen satu tim yang menopangku. Saat aku berusaha menyesuaikan diri dengan rumah tangga baruku dan terkadang aku merasa sendiri, ada suamiku yang senantiasa menopang dan mengampuniku.

Aku merasa diriku bisa menemukan Tuhan di setiap hal yang kukerjakan. Tuhan enggak selalu berupa cowok macho gondrong dengan brewok. Tuhan bisa hadir dalam diri teman kita, sahabat kita, pasangan kita, adik kita. Saat masalah muncul, jangan tutup mata, karena Tuhan ada untuk menggendong kita.

Pandanglah bahwa Tuhan jauh lebih besar daripada masalah yang kita hadapi.

Sunday, January 11, 2009

Aku Nikah!



Oaaaaheeemm...pagi ini tanggal 28 Desember 2008 aku harus bangun puagi buanget. Jam stengah 4 aku dah bangun n mandi. Yap! Aku harus berdandan untuk hari besarku. Hari ini aku MENIKAH! Wah, bener2 ga nyangka akhirnya aku sampe tingkat ini. Tapi anehnya aku tetep ngrasa santai aja, ga ada deg2an. Beberapa orang yang mendukung acara ini juga berdatangan, khususnya mereka yang harus bermake-up ria. Aku paling lama dandan, dah gitu paling akhir selesai. Sanggul yang kupake dari daun pandan yang dicincang. Tapi mpe siang, benda itu belum selesai juga n dianter ke rumah. Ibu paes dah panik. Setengah jam sebelum berangkat ke gereja, sanggulnya datang juga n dipasang. Aduh mak! Bueratnya minta ampuuuun! Syukurlah rada telat datangnya, jadi aku ga kelamaan pake. Hiks. Abis itu, aku n calon suamiku berpoto2 ria. Trus berangkat ke gereja deh.

Setelah sampai di gereja, kami masih nunggu romo. Untung ga telat. Ini benar2 serba on time. Misa ini dipimpin Romo Pius Riana Prapdi, Pr (saat itu menjabat sebagai romo Vikjen). Setelah acara serah terima mempelai di depan pintu gereja, kami berjalan masuk dengan iringan Wedding March dari Felicitas yang super keren suaranya. Wih, keren rasanya. Dan sekali lagi aku ga ngrasa deg2an, yang ada cuma ya ampun, semuanya kok bisa berjalan lancar gini ya? Kami pun mengucapkan janji nikah dengan lancar dan pelan2. Sewaktu berkat bagi mempelai, romo meminta para romo yang hadir supaya memberikan berkat. Hah? Kami kaget. Ini di luar yang kuharapkan! Akhirnya kami berdua diberkati oleh 4 orang romo! Tuhan memberi yang kuminta dengan berlimpah-limpah!

Kami terkaget-kaget lagi saat persembahan. Kami membalikkan badan tuk menerima persembahan. Wah, buanyak buanget yang datang. Gereja Kidul Loji yang luas itu pun penuh. Benar2 senang dan ga tau deh gimana gambarin semuanya. Persembahan yang dibawa juga jadi banyak ya? Aku ga tau dari mana aja itu.

Semua berjalan sangat lancar di gereja, malah kami menerima segalanya secara berlebih.

Sewaktu pindah ke gedung untuk resepsi, hujan lumayan deras. Aku dah putus asa. Jangan2 pada ga datang ni. Di gereja kami memakai baju putih, sesampainya di gedung, kami ganti baju dengan warna biru. Tamu dah ada beberapa yang datang. Tul kan cuma dikit. Dalam hati aku dah mulai was2. Tapi ga apa2lah, yang penting aku mau bagi2 sukacita. Ternyata, tamu berdatangan terus, tanpa ada kerumunan yang resah. Meja makan juga ga bejubel seperti di resepsi2 lain yang aku datangi. Syukurlah. Sampai2 aku mau mempersembahkan satu lagu tuk mamaku yang ultah hari itu pun susah karena tamu ga putus2nya datang. Semua hal di gedung juga berjalan sangat lancar, dan tak ada tamu yang merasa kekurangan.

Setelah acara selesai, kami pun langsung menuju Babadan tuk boyongan ke rumah. Ufh...lega deh. Aku dah ga sabar tuk lepas sanggul n bobok.

Midodareni



Aku terbangun pukul 04.30. Aduuuuuhh...ini masih kepagian untuk bangun. Kan sekarang masih libur! Aku berusaha tidur kembali, tetapi tiba-tiba aku teringat sesuatu. Hah? Apakah hari ini benar tanggal 27 Desember 2008? Aku langsung melek dan mengucek2 mata. Aku langsung berusaha mengamati (dengan mata yang kabur karena tak pake kacamata) kalender yang tergantung di dinding kamarku. Gileee! Beneran nih sekarang tanggal 27 Desember! Berarti mulai hari ini bakal ada kehebohan di rumahku duonk!

Tahu kenapa? Besok adalah hari pernikahanku. So, hari ini mulailah segala kegiatan dari pasang tenda, pasang janur, nyiapin snack dan maem, dan terakhir dandan! Aku masih ga berasa besok bakalan nikah. Aku santai2 aja liatin bapak2 pasang tenda, nyiapin minum buat mereka, liatin bu Didik menghias vas, dan sebagainya.

Ada satu hal yang membuatku agak stres. Pihak katering katanya akan mengantarkan piring dan kawan2nya pagi, tapi ini dah siang kok belum nongol juga. Katanya mereka juga akan pasang janur. Alamaaaak! Tapi aku ga mau berpusing2 ria. Aku sekadar berkali2 telpon mereka supaya CEPETAAAAAANNN!!! Hehe... Akhirnya jam sudah menunjuk ke angka 12. Aku mandi tuk bersiap2 karena ibu paes akan mendandaniku jam 1 siang (rusak ya mbak? Kok didandani?). Aku dah stand by dengan handuk kimonoku. Tapi itu si piring dan janur belum nongol juga.

Jam setengah 2 datanglah. Aduuuuhhh, si ibu paes kok ikutan ga nongol? Aku coba hubungi ke selulernya. "Iya sedang dalam perjalanan, Mbak." Ya udahlah, aku pasrah aja, ga usah dibikin stres. Tapi ni dah nyaris jam 2 piring n janur maaaaaannnn ... belum datang juga. Aku telpon lagi, n bilang kalo jam 3 dah dipake.

Jam 2an ibu paes datang n aku dah males ngurusi piring janur. Aku dengan pasrah dicukur rambutnya, dipoles sana-sini, diiket kuenceng perutku, n ga bisa jalan deh...hehehe...tapi aku jadi keliatan cantik n cewek buanget gitu loh (yah, ge-er buanget....). Akhirnya acara peningsetan atau srah2an dimulai. Aku agak deg2an. Emang sapa yang mau nikah ya? Di luar ada acara apaan sih? Hihihi...aku tetap aja ga ngerasa kalo aku yang bakalan nikah.

Tiba2 lampu di kamarku mati. Aduh! Jangan2 mati ni listriknya. Eeehh...ternyata bener, padahal ga siapin genset. Kemarin dah rencana tapi dibatalin, n aku lupa alasannya. Yah, sekali lagi aku pasrah ajalah, dah ada yang nangani kok. Ternyata saat itu sudah acara maem. Tiba2 bulik Ning manggil aku n ngajakin aku keluar nemuin tamu2. "Lho kan ga boleh keluar to, Bulik?" aku ngomong gitu. "Ayo ikut aja," bulikku menarikku paksa. Aku diajak ke taman belakang rumah (kayak Doraemon aja ya .... hutan belakang sekolah...hehehe). Di situ ternyata para tamu dari pihak calon suamiku berkumpul tuk maem bareng. Aku cuma dipandangi n wakil dari pihakku menerangkan kalau ini calon pengantin putrinya, silakan diamati n percaya deh ga bakal dituker. Hehe...cuma gitu. Aku sempat ngerasa kayak manekin yang dipandangi di etalase toko.

Akhirnya acara peningsetan selesai, n aku tinggal nunggu ibadat malam midodareni. Aku keluar n duduk di samping pak kusir ... eh ... calon suamiku. Acara ibadat cukup meriah dengan adanya paduan suara dari temen2 Fidelis (kelompok koorku di gereja). Saat keluarga dari calon suamiku akan pulang n membawa baju yang besok dipakai, ternyata ada yang tertinggal di rumah ibu paes. Mereka pun menunggu baju itu diambil...hihihi...aku jadi salah tingkah. Mau ngajakin ngobrol tapi aku belum kenal mereka, jadi ya cuma wara-wiri ga jelas.

Setelah semua selesai, aku mencoba untuk mengurai rambutku yang kusut karena disasak saat sanggulan. Hampir jam 12 ni. Tiba2 temenku yang kumintai jadi koordinator dekor gereja menelponku. Dekor baru dateng jam 9 lebih. Dia tanya aku mau gimana, kondisinya kayak gini..bla...bla...bla. Ya wis aku serahin segala keputusan ke dia aja, kan lagian aku cuma membayangkan n ga liat gimana kondisinya. Trus aku sisiran lagi. Eeeehh...temenku yang pasang sound system di gedung telpon juga. Katanya gedung dah masang sound sendiri, katanya satu paket dengan dekor. Ya udah kupasrahin ke mereka juga. Akhirnya jam 1 malam aku baru bisa bener2 tenang n bobok.