Oaaaaheeemm...pagi ini tanggal 28 Desember 2008 aku harus bangun puagi buanget. Jam stengah 4 aku dah bangun n mandi. Yap! Aku harus berdandan untuk hari besarku. Hari ini aku MENIKAH! Wah, bener2 ga nyangka akhirnya aku sampe tingkat ini. Tapi anehnya aku tetep ngrasa santai aja, ga ada deg2an. Beberapa orang yang mendukung acara ini juga berdatangan, khususnya mereka yang harus bermake-up ria. Aku paling lama dandan, dah gitu paling akhir selesai. Sanggul yang kupake dari daun pandan yang dicincang. Tapi mpe siang, benda itu belum selesai juga n dianter ke rumah. Ibu paes dah panik. Setengah jam sebelum berangkat ke gereja, sanggulnya datang juga n dipasang. Aduh mak! Bueratnya minta ampuuuun! Syukurlah rada telat datangnya, jadi aku ga kelamaan pake. Hiks. Abis itu, aku n calon suamiku berpoto2 ria. Trus berangkat ke gereja deh.
Setelah sampai di gereja, kami masih nunggu romo. Untung ga telat. Ini benar2 serba on time. Misa ini dipimpin Romo Pius Riana Prapdi, Pr (saat itu menjabat sebagai romo Vikjen). Setelah acara serah terima mempelai di depan pintu gereja, kami berjalan masuk dengan iringan Wedding March dari Felicitas yang super keren suaranya. Wih, keren rasanya. Dan sekali lagi aku ga ngrasa deg2an, yang ada cuma ya ampun, semuanya kok bisa berjalan lancar gini ya? Kami pun mengucapkan janji nikah dengan lancar dan pelan2. Sewaktu berkat bagi mempelai, romo meminta para romo yang hadir supaya memberikan berkat. Hah? Kami kaget. Ini di luar yang kuharapkan! Akhirnya kami berdua diberkati oleh 4 orang romo! Tuhan memberi yang kuminta dengan berlimpah-limpah!
Kami terkaget-kaget lagi saat persembahan. Kami membalikkan badan tuk menerima persembahan. Wah, buanyak buanget yang datang. Gereja Kidul Loji yang luas itu pun penuh. Benar2 senang dan ga tau deh gimana gambarin semuanya. Persembahan yang dibawa juga jadi banyak ya? Aku ga tau dari mana aja itu.
Semua berjalan sangat lancar di gereja, malah kami menerima segalanya secara berlebih.
Sewaktu pindah ke gedung untuk resepsi, hujan lumayan deras. Aku dah putus asa. Jangan2 pada ga datang ni. Di gereja kami memakai baju putih, sesampainya di gedung, kami ganti baju dengan warna biru. Tamu dah ada beberapa yang datang. Tul kan cuma dikit. Dalam hati aku dah mulai was2. Tapi ga apa2lah, yang penting aku mau bagi2 sukacita. Ternyata, tamu berdatangan terus, tanpa ada kerumunan yang resah. Meja makan juga ga bejubel seperti di resepsi2 lain yang aku datangi. Syukurlah. Sampai2 aku mau mempersembahkan satu lagu tuk mamaku yang ultah hari itu pun susah karena tamu ga putus2nya datang. Semua hal di gedung juga berjalan sangat lancar, dan tak ada tamu yang merasa kekurangan.
Setelah acara selesai, kami pun langsung menuju Babadan tuk boyongan ke rumah. Ufh...lega deh. Aku dah ga sabar tuk lepas sanggul n bobok.