Monday, April 09, 2007

Mana Tanggung Jawabmu?

Sebenernya dah sejak lama aku paling risih and sensi kalo ada orang yang tidak memahami tanggung jawabnya. Kenapa sih orang tuh ingin enaknya aja? Melakukan sesuatu tapi ga mau nanggung risikonya.

Ya, aku pernah kecewa dengan beberapa orang karena kasus tanggung jawab ini. Suatu kali aku ikut organisasi yang menuntut semua orang harus memiliki tanggung jawab. Saat akan mengadakan suatu acara dan kita membentuk kepanitiaan, ada seseorang yang mau ditunjuk sebagai seksi acara. Wah, aku dah ngerasa lega...paling ga bukan aku..masalahnya jadi seksi acara tuh mumetnya minta ampyun!!! Tapi waktu rapat selanjutnya, nih orang bilang kalo pas hari H besok, dia ga bisa datang soalnya pergi ke luar kota. Lho???? Maksudnya apa nih? Seksi acara itu justru tugas utamanya pas hari H. Katanya dia mau bantu nyiapin segalanya tapi pas hari H dia ga ikut....Ya sama aja lah. Apalagi ni orang koordinator seksi itu. Gila bener! Gimana sih cara berpikir dia? Aku ga ngerti ni!

Ya itu baru salah satu. Ada kasus kecil lain lagi. Kali ini kasusnya ada di lingkunganku. Karena ada suatu acara, aku minta salah satu temenku yang jabatannya bendahara di situ untuk fotokopi beberapa lembar teks lagu. Aku tau kalo hari itu tanggal merah, tapi aku juga yakin kok kalo ada fotokopian yang buka. Dengan pedenya dia dateng ke rumah nyuruh aku yang fotokopi, soalnya dia dah nyari sampai ke ujung dunia, tapi ga ada fotokopian buka. Oh yeah?????
Aku yang waktu itu juga mau pergi mikir, Oke...kita buktiin kalo ada fotokopian yang buka. Tau ga apa yang aku temuin? Semua fotokopian buka! Akhirnya dengan kejamnya kau menyimpulkan kalo sebenernya dia ga pergi nyari fotokopian, tapi justru cuma nyuruh aku. Padahal waktu itu aku juga punya tugas lai sebagai koordinator.

Apa semua orang sekarang sudah kehilangan hati nurani, sense, tanggung jawab, perasaan, tepa selira de el el yang sejenis itu? Apa sekarang semua orang lebih seneng memanfaatkan orang lain yang mungkin saja itu adalah temen, sahabat, ato bahkan keluarga sendiri?

Aku prihatin banget. Ayo dunx, kalo dah menerima satu tanggung jawab ato lebih, jalankan dan selesaikan apa yang jadi tugas kalian ... dengan baik. Walaupun ga ada orang yang memuji, karena mungkin yang kalian lakukan itu hal kecil, jangan khawatir. Upahmu besar di surga. Percaya deh!

1 comment:

noel said...

Wealah Mit, mesakake tenan kowe hehehe. Yang menarik ki malah ke-menggebu-gebuan-mu hehe. Tapi sip! Jadi tergoda untuk memvisualisasikan. Ditambah iringan perkusi, voice di latar, trus beberapa jeda ekstrim di tengah ... wis malah dadi pilem. Pilem sing mateng, ga kecut lagi. Pilem isine pelok. Sing gedhe jenenge pilembungan.

Tapi betewe, rasanya konsep dan prosedur komunitas untuk menjaring komitmen tiap anggotanya secara lebih dalam (di mana ketergantungan, keterikatan, dan rasa memiliki sebagai bagian dari komunitas) -- dowo tenan --, yang selama ini dipraktikkan oleh beberapa organisasi konservatif, gereja, beberapa sekolah, dan mungkin LSM, ternyata ... menurutku ... sangat ketinggalan zaman. So, fenomena ngotot cari fotokopian atau tinggal gelanggang colong playu kayak gitu mestinya sudah bukan menjadi masalah lagi. Maksude, itu level SD kelas 3 lah.

Terus ... wah, dadi dowo iki. Aku yo sakjane waton njeplak. Wis pokoke, info lebih lanjut e-mail ae lah.

Eh, fotokopian sebelah timur MM UGM, atau sebelah utara per4an Jetis, atau Borobudur Plaza, atau di belakang pasar Kranggan kalo minggu buka lho. Yang deket MM kalo tutup jam 12an.