Akhir-akhir ini ada serial TV baru yang katanya menduduki ranking satu di dunia. Judulnya Heroes. Serial ini menceritakan beberapa orang yang memiliki kemampuan melebihi orang biasa. Ada yang bisa terbang, membaca pikiran, sembuh dalam waktu sekejap, menyerap kekuatan orang lain, menghilang, memutar balikkan waktu, de el el.
Ada satu tokoh yang aku sukai. Dia adalah Hiro Nakamura yang berasal dari Jepang. Kekuatannya adalah bisa menguasai waktu. Bisa kembali ke masa lalu, maju ke masa depan, ataupun menghentikan waktu. Seandainya aku bisa seperti Hiro, aku ga bakal lagi kewalahan ngerjain tugas, pelayanan, ataupun waktu pribadiku untuk orang terdekat maupun keluarga. Tinggal hentikan aja waktunya, selesaikan tugas, abis itu bisa santai-santai main sama keluarga.
Enak ya kayaknya. Tapi di kisah ini, kekuatan Hiro sebenarnya terbatas dan tak seampuh itu. Di suatu seri, ia berusaha meyelamatkan seorang gadis yang punya kemampuan mengingat segala hal dalam sekejap. Gadis ini mati di tangan Sylar yang notabene adalah penjahat di serial ini yang ingin menguasai seluruh kekuatan yang ada dengan cara mengambil otak orang yang bersangkutan. Ngeri? Tentu aja ngeri. Tapi itu cuma cerita, moga aja ga kejadian beneran.
Hiro berusaha kembali ke masa lalu untuk meyelamatkan gadis itu. Tapi apa daya, gadis itu tetap saja mati. Bukan karena dibunuh Sylar, tapi karena ia mengidap penyakit dan umurnya tinggal sebentar. Di seri ini Hiro berkata, "Ada kekuatan lain yang lebih besar, dan itu di luar kendaliku." Kekuatan apa itu? Sylar-kah? Ternyata bukan. Itu adalah kekuatan ilahi yang mengendalikan kehidupan ini. Usia manusia memang hanya Tuhan yang tahu. Orang sehebat Hiro pun tidak akan bisa mengalahkan kehendak Tuhan.
Nah, kemudian aku berpikir, Apa aku masih ingin memiliki kemampuan yang lebih dari orang lain supaya aku bisa melakukan segalanya sesukaku? Ternyata aku jadi ragu. Sehebat apa pun diriku, tidak akan pernah bisa mengalahkan kehendak Allah. Aku kan ciptaan-Nya, masa aku bakal ngalahin orang yang telah membentukku? Aku hanya patung mainan dari tanah liat bagi-Nya. Kalau aku macam-macam, bisa saja Tuhan tinggal ngremukin aku dengan sangat mudah.
Ya, ternyata kekuatan terbesar masih dipegang Tuhan. Aku tidak ingin lagi punya cita-cita mustahil yang hanya akan membuatku besar kepala dan menentang-Nya. Aku sudah diberi karunia yang bisa kumanfaatkan untuk melayani-Nya. Itu semua udah cukup. Itulah kekuatan terbesar yang Dia percayakan padaku melalui kasih-Nya.
No comments:
Post a Comment