Aku awalnya enggak terlalu memerhatikan kesenanganku yang satu ini. Sejak SD aku suka mendengarkan dan melihat ayahku menuliskan sesuatu dengan mesin ketiknya. Mungkin saat itu aku masih kelas 3 SD. Yah ... walaupun saat itu ayahku hanya memakai mesin ketik kuno yang pitanya dah mulai enggak jelas. Setiap siang, saat ayahku di kantor, aku mencuri-curi waktu untuk membongkar mesin ketiknya dan menuliskan sesuatu. Aku kesulitan membuka tutupnya yang lumayan kenceng kalau dah terkancing. Tapi aku ga bakal minta bantuan siapa pun. Aku takut kalau ketahuan pakai mesin ketik ayahku. Tulisan pertamaku dengan mesin ketik saat itu adalah surat yang pada akhirnya aku kirimkan pada tanteku. Aku menggunakan kertas buram yang ada di meja ayahku. Biasanya ayahku meletakkan kertas itu di samping mesin ketiknya supaya lebih mudah mencari kertas.
Hihihi....lucu juga mungkin ya pas tanteku nerima surat dariku dalam bentuk ketikan yang ... yah ... enggak bisa dikatakan rapi. Saat aku bertemu dengan tanteku, ia berkata, "Wah, siapa nih yang ngetikin suratnya? Pasti Bapak ya?" Saat itu aku enggak terima. "Aku dong yang ngetik," seruku sambil mengacungkan jari-jariku yang kubungkus tensoplast karena melepuh. Dari situlah aku mengenal bagaimana cara menuliskan sesuatu dan menuangkannya dalam bentuk ketikan.
Beberapa tahun kemudian, ayahku membelikan komputer yang saat itu sudah lumayan. Casing CPU-nya masih besar banget ... Pakai program DOS pula ... tapi paling enggak aku semakin asyik ketik sana, ketik sini. Seiring berjalannya waktu, aku semakin akrab dengan benda bernama komputer ini. Ya ... sebagai pengganti mesin ketik yang pernah membuat jari-jariku melepuh karena gagal memencet tuts dengan benar ... tuts komputer kan lebih sensitif, jadi aku enggak usah mengeluarkan segenap tenaga untuk memencetnya.
Aku dulu juga sering membayangkan ... ih keren deh kayaknya kalau kerja di depan komputer ... serasa bergaya banget ... hehe ... yah namanya juga khayalan anak-anak. Aku enggak nyadar kalau aku sampai sekarang terkena efek komputer ... mataku menjadi minus dan semakin tambah banyak aja minusnya. Sampai-sampai ayahku berkata, "Makanya monitornya dikasih filter biar radiasinya ga langsung kena mata." Tapi dasar aku tukang ngeyel ... tetep aja monitor komputerku telanjang tanpa busana.
Aku enggak bisa bayangin kalau ternayata sekarang aku bekerja memakai komputer. Wah ... kayaknya ada satu cita-citaku yang tercapai nih .... huehehe .... Aku setiap hari di depan komputer yang ada di kantorku. Dulu, aku terkadang membersihkannya dengan hati-hati ... ya mau gimana lagi? Itu satu-satunya senjataku untuk cari duit. Kalau rusak kan aku juga yang rugi. Tapi jujur aja akhir-akhir ini aku sering malas membersihkannya ... debu semakin menebal nih ... bisa bikin bersin-bersin. Paling banyak debu di bagian atas monitor dan CPU. Aku bisa aja nulis sesuatu di atasnya ... saking tebelnya debu yang nempel. Semoga Mbak Susan yang berada di depanku enggak jadi pilek dan bersin-bersin, karena selama ini dia identik dengan bersin "wicuh"-nya ... mahadahsyat pokoknya ... hehe ....
Aku pernah punya pengalaman yang mungkin juga pernah dialami temen satu kantorku. Aku kehilangan hasil editan selama seharian penuh! Padahal hari itu aku lagi semangat-semangatnya kerja. Udah ada berpuluh-puluh halaman yang berhasil aku edit. Tapi alamaaaaak ... ternyata pas aku simpan tiba-tiba hang ... dan terereng! Hilang semua! Perasaan aku juga tiap kali pencet tombol save lho! Wah serasa pingin nangis sampai gulung-gulung ... tapi malu ma temen-temen ... huihihihi ....
Yah ... akhirnya dengan sedikit kesabaran ... komputer itu dibenahi temenku. "Mas, help me! Editanku ilang ..." kataku dengan wajah memelas. Setelah temenku pencet sana pencet sini, komputerku sembuh. Dan aku memulai editanku dari awal lagi. Sepertinya membosankan tetapi lama-lama asyik juga ... kan jadi gampang ... aku tinggal mengingat-ingat apa yang dah aku benahi tadi ... curang ya ... biarin!
Uih ... dari situ aku ngerasa kok aku kayak ga semangat tanpa ada komputer yang nemenin aku kerja ya? Mungkin aku jadi kecanduan ... I'm addicted ... jadi males nulis tangan ... dah ketik aja. Tapi emang aku ngerasa komputer itu memudahkanku untuk melakukan sesuatu. Yah ... ga ada salahnya kalau addicted by something good and useful for me ... hehehe ... mulai nih jurus jaya endhaku muncul.
No comments:
Post a Comment